Rabu, 15 Januari 2014

Tentang Jilbab dan Saya


Saya iseng menulis tentang jilbab di laptop saya ini. Ini adalah pengalaman hidup saya dari dulu sampai sekarang dan pandangan saya terhadap jilbab itu sendiri. Dulu saya heran melihat wanita berjilbab, apalagi yang sampai memakai cadar segala bersamaan dengan bajunya yang sangat tertutup rapat. Saya berfikir bahwa wanita akan berkurang kecantikannya jika dia memakai jilbab. Secara logika, mahkota perempuan adalah rambutnya. Dan bahkan sudah banyak treatment atau perawatan rambut untuk menambah kecantikan si wanita. Dan saya salah satu wanita yang memuja rambut itu sendiri. Segala perawatan telah saya lakukan, untuk apa? Yaaah, dari pemikiran dangkal itu. Saya berfikir akan terlihat lebih cantik. Astagfirullah!
Saya ingat ketika saya masih SMP dan SMA dimana masa labil-labilnya anak muda. Saya sering melihat teman-teman saya memakai jilbab saat sekolah. Perempuan muslim wajib memakai jilbab sedangkan saya tidak pernah mengenakannya. Yang saya punya waktu itu adalah selendang biasa. Saya sering sekali memperhatikan teman saya yang berjilbab. Saya penasaran, hukum berjilbab itu seperti apa. Saya melihat mereka disekolah berjilbab namun diluar sekolah itu seperti apa. Saya melihat mereka disekolah berjilbab namun diluar sekolah mereka membuka jilbabnya memakai pakaian T-shirt dan celana pendek alias hotpen. Bahkan dulu zaman saya masih duduk dibangku sekolah ada teman saya yang memakai jilbab tetapi doyan berantem sama orang lain. Astagfirullah! Apakah boleh? Apa dosanya setengah jika dia seperti itu? Terlalu banyak pertanyaan dalam fikiran saya. Jujur, saya bukanlah orang yang tau banyak tentang agama. Saya banyak membaca, melihat al-Quran dan google searching tentang jilbab itu sendiri dan subhanallah banyak ilmu yang saya dapat dari rasa penasaran ini. Ternyata bagi seorang muslimah baligh jilbab itu wajib hukumnya, satu helai pun rambut yang terlihat oleh lelaki yang bukan muhrimnya itu dosa. Lalu bagaimanakah jika kita punya ribuan helai rambut bahkan jutaan helai rambut? Astagfirullah dunia telah membutakan saya bahkan setelah 7 tahun  saya akil baligh. Tak terbayang betapa banyaknya dosa saya saat itu.
Saya mulai membuka fikiran saya sejak bermimpi memakai jilbab sembari menangis. Alhamdulillah sekarang saya sudah berjilbab. Jilbab menurut saya adalah komitmen dan tanggung jawab. Sekali saya berjilbab maka tidak akan saya membukanya lagi. Sungguh saya bukan ahli agama, bukan orang yang selalu berbuat baik, namun tidak berfikirkah bahwa jilbab itu wajib bagi kita seorang muslimah? Maka saya mulai menunaikan kewajiban kecil itu.
Jika ingin menunaikan kewajiban kecil itu jangan menunggu ketika akhlak kita baik dan jangan tunggu ini dan itu. Lalu bagaimana yang membuka menutup jilbab? Itu sih wallahualam! Hanya Allah yang tau. Alhamdulillah ketika saya mulai berjilbab (meskipun tidak pandai memakai dan terkesan asal asalan) sudah banyak berkah yang dapat saya ambil. Ketika saya mulai berjilbab, maka tentulah hal baik akan muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar